Piala Sudirman 2025: Rehan Naufal/Gloria Emanuelle Akui Sakit Hati Gagal Sumbang Poin di Laga Indonesia vs India

balilegian-Piala Sudirman 2025 kembali menjadi panggung pertaruhan gengsi bulutangkis beregu dunia. Indonesia, sang langganan unggulan, kembali turun dengan semangat membara. Namun sayangnya, di laga krusial melawan India, salah satu pasangan andalan, Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja, harus menelan pil pahit. Pasangan ganda campuran ini tak kuasa menyembunyikan rasa kecewa mendalam usai gagal menyumbangkan poin. Bahkan, mereka secara jujur mengaku sakit hati atas kekalahan itu.

Pertandingan yang digelar di Gold Coast Convention Centre, Australia, pada babak penyisihan grup mempertemukan Indonesia dengan India—tim yang kini tengah naik daun berkat regenerasi pemain-pemain mudanya. Harapan besar ditumpukan pada partai pembuka, yakni sektor ganda campuran, yang diisi oleh Rehan/Gloria. Namun sayang, bukannya memberi awal manis, partai pembuka justru menjadi awal mimpi buruk.

Pertandingan Sengit, Tapi Tak Berakhir Manis

Rehan/Gloria dipasangkan menghadapi duet maut India, Satwiksairaj Rankireddy/Treesa Jolly, pasangan yang dikenal punya semangat juang tinggi dan kecepatan luar biasa di lapangan. Laga berlangsung intens sejak awal. Kedua pasangan saling jual beli serangan, membuat para penonton di arena dan jutaan pasang mata di rumah menahan napas.

Sayangnya, kendati sudah memberikan perlawanan, Rehan Naufal/Gloria tumbang dalam dua gim langsung dengan skor 18-21 dan 19-21. Margin skor yang tipis menggambarkan betapa sengitnya laga tersebut, namun tetap saja hasil akhirnya tak berpihak pada pasangan Merah-Putih itu.

“Sakit Hati”, Ungkapan Jujur dari Lubuk Hati Terdalam

Usai laga, ekspresi kecewa tak bisa disembunyikan dari wajah Rehan maupun Gloria. Dalam sesi wawancara bersama tim media PBSI, Rehan mengatakan dengan suara berat:

Sementara Gloria, yang sudah cukup berpengalaman di ajang beregu, menambahkan bahwa kekalahan ini sangat membekas karena mereka merasa sudah menjalani latihan intensif dan punya kesiapan matang.

Beban Ganda Campuran: Penentu Irama Tim

Di Piala Sudirman, partai pembuka di sektor ganda campuran memang sering menjadi kunci. Saat pasangan campuran bisa mencuri poin awal, biasanya seluruh tim jadi lebih percaya diri. Sebaliknya, jika kalah, mental tim bisa ikut terganggu. Hal ini yang membuat tekanan di pundak Rehan/Gloria terasa berlipat ganda.

Pelatih ganda campuran Indonesia, Nova Widianto, turut menyampaikan bahwa sebenarnya permainan Rehan/Gloria tidak jelek, hanya kurang konsisten di momen krusial.

Indonesia Akhirnya Takluk dari India

Kekalahan di partai pembuka ternyata jadi titik balik negatif bagi tim Indonesia. Meski sempat membalas melalui sektor tunggal putra dan ganda putra, India mampu membungkam dua partai sisa lewat tunggal putri dan ganda putri. Skor akhir 3-2 untuk kemenangan India.

Ini menjadi catatan buruk bagi tim Garuda yang biasanya mendominasi India dalam laga beregu campuran. Kekalahan ini juga mengancam posisi Indonesia dalam klasemen grup, membuat peluang lolos ke babak perempat final jadi lebih berat.

Netizen dan Aremania Bulutangkis: Banjir Dukungan, Bukan Cacian

Meski gagal menang, netizen Indonesia menunjukkan sisi positif. Alih-alih menghujat, media sosial justru banjir dukungan untuk Rehan dan Gloria. Banyak yang memuji keberanian mereka untuk tampil terbuka mengakui kesalahan dan kecewa. Tagar #SemangatRehanGloria bahkan sempat trending di X (Twitter), menandakan besarnya simpati publik terhadap perjuangan mereka.

Peluang Masih Terbuka, Waktu Untuk Bangkit

Meski kalah, perjuangan Indonesia belum berakhir. Masih ada laga-laga penyisihan yang harus dijalani. Rehan/Gloria juga masih berpeluang diturunkan lagi, tergantung strategi pelatih. Satu hal yang pasti, mereka tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.

Rehan mengatakan dalam sesi latihan pasca-laga India bahwa dirinya sudah siap move on.

Menatap Masa Depan: Rehan/Gloria, Pasangan Masa Depan atau Diuji Ulang?

Kekalahan ini juga memunculkan perdebatan di kalangan pengamat. Apakah Rehan/Gloria masih layak menjadi andalan utama ganda campuran Indonesia? Ada yang menyarankan memberi kesempatan bagi pasangan lain seperti Dejan/Gloria atau mencoba Rehan dengan pasangan baru. Namun, banyak pula yang melihat ini sebagai bagian dari proses pembentukan mental juara.

Momentum Evaluasi PBSI

Piala Sudirman selalu menjadi cermin kesiapan tim Indonesia di level internasional. Dari kegagalan Rehan/Gloria, PBSI punya tugas berat untuk mengevaluasi racikan pasangan dan strategi jitu di laga beregu.

Mungkin sudah saatnya PBSI lebih fleksibel, tak terlalu mengandalkan satu pasangan dalam setiap sektor. Rotasi pasangan berdasarkan lawan bisa jadi pilihan bijak untuk ke depannya.

Kesimpulan: Sakit Hati Boleh, Tapi Jangan Sampai Patah Semangat

Piala Sudirman 2025: Rehan Naufal/Gloria Emanuelle Akui Sakit Hati Gagal Sumbang Poin di Laga Indonesia vs India bukanlah akhir segalanya. Justru dari rasa kecewa itu, akan muncul kekuatan baru. Semangat untuk menebus, untuk bangkit, dan membuktikan bahwa mereka layak menjadi tumpuan masa depan bulutangkis Indonesia.

Leave a Comment