Perjalanan 2 Mantan Pelatnas PBSI: Dari Dunia Kampus hingga Jadi Warga Negara Asing, Salah Satunya di Australia

balilegian-Dunia bulu tangkis Indonesia nggak pernah kehabisan cerita menarik. Kali ini datang dari dua mantan atlet pelatnas PBSI yang memilih jalan hidup berbeda setelah masa kejayaan mereka di lapangan. Bukan lanjut jadi pelatih atau tetap berkecimpung di bulutangkis tanah air, mereka justru fokus ke dunia pendidikan, hingga akhirnya memutuskan mengganti kewarganegaraan. Uniknya, salah satunya kini resmi jadi warga negara Australia!

Yuk, kita bahas lebih dalam soal perjalanan hidup dua pebulutangkis ini—mulai dari awal karier, lika-liku di pelatnas, perjuangan kuliah, hingga alasan mereka memilih jadi warga negara asing.

Dari Pelatnas Menuju Kampus: Karier yang Berbelok Arah

Kedua atlet ini dulunya dikenal punya potensi besar di pelatnas PBSI. Mereka sering tampil di ajang nasional dan internasional, bahkan sempat mewakili Indonesia di beberapa turnamen bergengsi. Namun, seiring waktu, keduanya mulai mempertimbangkan masa depan jangka panjang—di luar lapangan bulu tangkis.

Beban latihan yang super ketat, cedera, dan tekanan mental jadi alasan utama mereka perlahan menggeser fokus ke pendidikan. Bagi mereka, pendidikan bukan hanya cadangan, tapi investasi masa depan yang nggak kalah penting.

Salah satu dari mereka bahkan sempat viral karena memutuskan mundur dari pelatnas demi melanjutkan studi S1 di luar negeri. Meski keputusannya sempat menuai pro dan kontra, ia tetap teguh pada pilihan.

Fokus Kuliah di Luar Negeri: Awal dari Kehidupan Baru

Kedua atlet ini nggak main-main ketika bicara soal pendidikan. Mereka memilih melanjutkan kuliah di luar negeri, demi mendapatkan pengalaman baru dan kualitas pendidikan kelas dunia. Salah satunya mengambil jurusan Sport Science di Australia, sedangkan yang lain menempuh pendidikan Business Management di Eropa.

Lingkungan baru, budaya baru, dan cara hidup yang sangat berbeda dari Indonesia membuat mereka makin mandiri. Mereka belajar mengatur waktu antara kuliah, latihan mandiri, dan kadang ikut turnamen level lokal hanya untuk tetap menjaga sentuhan di lapangan.

Yang bikin salut, meski jauh dari tanah air, mereka tetap menunjukkan semangat juang tinggi seperti saat membela Indonesia dulu.

Ganti Kewarganegaraan: Keputusan yang Nggak Mudah

Keputusan mengganti kewarganegaraan tentu bukan perkara sepele. Tapi bagi dua mantan pelatnas ini, langkah tersebut dirasa sebagai bagian dari proses adaptasi sekaligus pembuka peluang baru. Salah satu dari mereka, yang kini tinggal di Australia, resmi menjadi warga negara di sana setelah menyelesaikan studinya dan mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan federasi bulu tangkis Australia sebagai pemain dan pelatih.

Sementara itu, yang satunya lagi—yang kini tinggal di Eropa—mengaku keputusan ganti kewarganegaraan lebih karena alasan keluarga dan stabilitas karier.

Meski telah berganti bendera, keduanya tetap menghormati akar mereka. Bahkan dalam beberapa wawancara, mereka menyebut nama Indonesia dengan penuh kebanggaan.

Australia Jadi Rumah Baru: Kiprah Sang Mantan Atlet

Salah satu yang paling menarik perhatian adalah si mantan pelatnas yang kini menetap di Australia. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia langsung ditawari peran penting di federasi bulu tangkis Australia. Mulai dari menjadi sparring partner, pelatih junior, hingga akhirnya kembali turun bertanding mewakili Australia dalam ajang regional.

Kehadirannya dianggap sebagai aset oleh komunitas bulu tangkis setempat. Teknik, pengalaman bertanding, hingga etos latihan khas pelatnas Indonesia dibawanya ke sana dan disambut sangat positif. Ia pun berhasil membawa tim junior Australia melaju ke level yang lebih kompetitif.

Tetap Bawa Semangat Indonesia, Meski Sudah Ganti Bendera

Meskipun secara resmi mereka bukan lagi warga negara Indonesia, semangat dan nilai-nilai yang mereka dapat dari pelatnas tetap melekat erat. Mereka sering jadi pembicara dalam seminar bulu tangkis internasional, dan selalu menyelipkan cerita tentang bagaimana kerasnya latihan di pelatnas dan betapa pentingnya mental petarung ala Indonesia.

Salah satu dari mereka bahkan pernah mengatakan, “Saya mungkin ganti paspor, tapi jiwa saya tetap produk Indonesia.”

Pelajaran Berharga dari Kisah Mereka

Perjalanan dua mantan pelatnas PBSI ini memberi banyak pelajaran, terutama soal pentingnya pilihan hidup dan keberanian keluar dari zona nyaman. Nggak semua atlet harus terus berkarier di dunia olahraga, dan nggak semua perubahan harus dianggap sebagai pengkhianatan.

Justru, dengan pilihan berani seperti ini, mereka bisa jadi duta tak resmi yang memperkenalkan kualitas atlet dan sistem latihan Indonesia ke dunia luar. Mereka juga bukti bahwa karier atlet bisa berkembang lebih luas ketika dibarengi dengan pendidikan dan wawasan global.

Apa Kata Netizen dan Penggemar?

Tentu saja keputusan mereka sempat menuai reaksi beragam di media sosial. Ada yang kecewa, merasa Indonesia kehilangan talenta, tapi nggak sedikit juga yang memberikan dukungan penuh.

Komentar seperti “Bangga banget, meski dia udah jadi warga negara lain, tetap bawa nama Indonesia” atau “Contoh bagus buat atlet muda, pendidikan tetap nomor satu” membanjiri akun media yang memberitakan tentang mereka.

Penutup: Mereka Pergi, Tapi Meninggalkan Jejak

Perjalanan dua mantan pelatnas PBSI ini bukan sekadar kisah pindah negara. Ini adalah cerita tentang pilihan hidup, perjuangan di luar zona nyaman, dan betapa pentingnya merancang masa depan dari sekarang. Mereka memang nggak lagi membela merah putih di lapangan, tapi semangat, dedikasi, dan kisah mereka tetap menginspirasi.

Leave a Comment